Entri Populer

Minggu, 12 Desember 2010

Lele Pemakan Kayu terbesar di Dunia

Foto oleh Michael Goulding / Copeia

Sebuah spesies baru berlapis cangkang baja, ikan spesies baru yang ditemukan di hutan hujan Amazon berada pada sebuah pohon tumbang di Santa Ana Sungai di Peru pada tahun 2006.
Beberapa orang menyebutnya "suckermouth" bentuknya seperti Ikan sapu-sapu. spesies ikan lele lapis baja ini menggunakan gigi mereka yang unik untuk mengikis bahan organik dari permukaan kayu yang terendam. Namun, lele kayu ini sebagian besar tidak dapat mencerna kayu yang dimakannya. ikan ini hanya mencerna bahan-bahan organik seperti ganggang, tumbuhan mikroskopis, hewan, dan sampah lainnya yang akan diserap ke dalam tubuh mereka. Kayu sendiri tidak dicerna oleh ikan ini dan dikeluarkan sebagai sampah.


Foto oleh Paul Petry

"Ikan lele kayu ini melalui penelitian dapat memakan kayu hanya dalam waktu kurang dari empat jam kata Donovan Jerman seorang ahli biologi dari universitas california. Irvine, yang meneliti pencernaan Lele Pemakan Kayu ini. "Orang-orang berpikir bahwa mereka harus memiliki sebuah konsorsium untuk meneliti mikroba dalam usus yang membantu ikan ini dalam mencerna kayu, tapi Pendapat ini dibantah karena dia menemukan bahwa mikroba-mikroba menakjubkan yang berada di sungai dan di kayu itu sendiri lah yang membantu proses pencernaan ikan ini.. tambahnya. Menurut German dari Universitas california yang tidak terlibat dalam penelitian spesimen baru ini mengungkapkan bahwa "ikan-ikan itu sudah jarang terlihat hanya tertinggal yang masih kecil saja ini dikarenakan oleh orang-orang yang menangkap mereka Sementara spesies ini adalah hal yang baru untuk dunia ilmu pengetahuan.ikan ini merupakan santapan yang akrab bagi penduduk asli dari Amazon, terutama di Peru mereka memasukkannya ke dalam sup atau memanggangnya ," kata German."Ikan ini memiliki cangkang pelindung seperti mangkuk. lele pemakan Kebanyakan dari genus Panaque, seperti halnya spesies baru, yang bisa tumbuh minimal 2,5 meter (80 cm) atau lebih.


Sumber : http://news.nationalgeographic.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar